Jumat, 25 Juni 2010

Ku salah menduga

Aku kutipkan salah satu puisi Tagore di Gitanjali:

mereka yang dekat denganku tak tahu
bahwa kau lebih dekat denganku
daripada mereka

mereka yang bicara padaku tak tahu
bahwa hatiku penuh dengan kata-kata
yang tak kau ucapkan

mereka yang memenuhi jalanku tak tahu
bahwa aku tengah berjalan
bersamamu saja

mereka yang mencintaiku tak tahu
bahwa cinta mereka
membawamu ke dalam hatiku

...end...

Apa yang kamu rasakan dari puisi di atas?
Bukankah puisi itu bersifat sangat Ilahiyah?

mu (huruf kecil), adalah wakil dari Mu (huruf besar)

Tentu engkau tahu perbedaan keduanya, bila engkau pernah belajar dan memperhatikan saat Guru Bahasa Indonesia menerangkan kaidah-kaidah penulisan Bahasa Indonesia.

Tentu engkau tahu ayat senada dalam Ummul Kitab bila engkau sering membacanya dan memahami maknanya. Paling tidak engkau membaca terjemahan yang dikeluarkan oleh otoritas keagamaan di negeri ini.

Karena itulah aku jatuh cinta pada gitanjali...
Bukunya sudah menghilang dari perbendaharaanku, tapi jiwanya tetap melekat di diriku,
Gitanjali mempengaruhi style tulisannku,
Caraku bertutur,
Way of life yang kuanut,

Andai saja ada yang bermurah hati memberiku kabar kemana aku harus mencari kitab itu di belantara pustaka kota ini...

1 komentar:

  1. Saya pernah membaca puisi gitanjali yg diterjemahkal oleh sdr latif mohidin (mf jika salah ejaan)dr majalah panji masyarakat st ketika dulu. Mungkin ada dalam simpanan pepustakaan . Sajaknya amat amat menharukan jiwa....dan ada patah patah perkataanya masih lekat dlm ingatan

    BalasHapus