Minggu, 27 Juni 2010

Makanan, bukan KOIN

Engkau tak bisa mewakilkan kemurahanmu pada koin yang engkau gemerincingkan ke tanganku. Karena koinmu memiliki karat kesombongan yang menciderai kemilaunya.

Engkau tak bisa mewakilkan kemurahanmu pada koin yang engkau gemerincingkan ke tanganku. Karena dengan koinmu engkau menghindari kepayahan pelayanan.

Engkau tak bisa mewakilkan kemurahanmu pada koin yang engkau gemerincingkan ke tanganku. Karena dengan koinmu engkau berharap membeli duniaku.

Engkau hanya bisa mewakilkan kemurahanmu, pada nasi yang engkau tanak.
Engkau hanya bisa mewakilkan kemurahanmu, pada air yang engkau jerang.
Engkau hanya bisa mewakilkan kemurahanmu, pada lauk yang engkau kukus.
Karena
Engkau menyajikannya di atas nampan kerendah-hatian untuk melayani.

Engkau bisa membeli dunia dengan koinmu,
Tapi engkau tak bisa membeli kebesaran jiwamu dengan koin.

Dengan koinmu engkau telah membeli kesombongan.
Dengan tanganmu, kebesaran jiwa menjadi milikmu.

Bangunlah, dan kucurkanlah keringat untuk peduli pada saudaramu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar